Senin, 25 Agustus 2008

Membaca Sejarah

bertahun sudah kita berkelana
terseok-seok menyeret hati yang takjub
dan sesekali tercenung
tatkala kembali mengenang
nama demi nama para sahabat serta tetangga
yang pernah kita sapa dengan bahasa akrab
tetapi kini telah berubah menjadi samar
di sebalik ribuan topeng atau genangan air mata
kita tak tahu apakah takdir mesti dipersalahkan
dengan ribuan kata-kata kesal
bila manusia mudah menjadi mabuk kerana janji atau umpan puja
sedangkan bersilih tahun dentum dan raung halilintar
tetap tak akan mengubah segala yang sudah ditulis dengan dakwat yang teramat hitam
serta tidak akan dapat dipadam dan bibir kita semakin menjadi bosan
mengucapkan kata demi kata untuk membujuk segala rawan atau hiba
yang telah menjadi sia-sia
betapa meski dengan hati takjub dan sesekali tercenung
kita semakin menjadi dewasa oleh muslihat manusia
di saujana ini tanah bernama dunia
dan dengan hati yang tidak pernah sudi berdendam
tubuh kita yang semakin renta di henyak waktu serta kejadian
terus terseok-seok sendirian melangkah
membaca huruf demi huruf di lembarmu,
aduhai sejarah kerana kau tidak pernah alpa mencatatkan
Authorized by : Marsli N.O

Tidak ada komentar: