Rabu, 11 Maret 2009

Ukhti, Kau Kemanakan Hijabmu?


Buah nangka yang sudah dibelah, selain akan kehilangan cita rasa, aroma dan keistimewaan yang dimiliki, juga tidak akan selamat dari serbuan lalat dan serangga lainnya. (Hijab dalam Syariat Islam, Rabiah Adhawiah Beik).
Itulah sebuah anologi yang dikembangkan oleh Rabiah Adhawiyah Beik dalam bukunya Hijab dalam syariat Islam. Yang menjadi permasalahan disini adalah apakah Anda termasuk Buah nangka yang sudah dibelah kemudian dibiarkan beberapa saat hingga sang lalat dan serangga datang untuk menikmatinya? Hanya Anda dan Allah yang tahu jawabannya. Sungguh berbahagia bagi Anda yang memilih buah nangka yang belum terbelah hingga saatnya, karena akan terbebas dari serangan lalat dan serangga nakal yang siap menghancurkan masa depan Anda.
Makna tersirat yang terkandung dalam analogi tersebut adalah kaum hawa yang melalaikan hijabnya akan bernasib sama seperti buah nangka tadi. Ketika mereka selalu memamerkan kecantikan dan keindahan tubuhnya, laki-laki hidung belang dan makhluk jenis ini akan segera datang untuk menikmatinya.
Beranjak dari buah nangka tadi, tak terasa sudah tujuh tahun lamanya Dinas Syariat Islam Nanggroe Aceh Darussalam berkiprah. Belum banyak perubahan yang terjadi. Bahkan semakin hari tingkah manusia semakin menjadi-jadi. Berbagai macam apresiasi yang melecehkan Islam mereka pertontonkan. Mulai dari cara berpakaian hingga tingkah laku yang tidak sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Rasullullah SAW pun mereka tonjolkan. Sekilas tidak ada bedanya lagi antara wanita dan pria. Cara bertingkah laku dan jenis pakaian yang mereka gunakanpun nyaris sama.
Banyak alasan untuk berkilah demi tetap menjaga penampilan. Mereka menganggap menggunakan pakaian tertutup seperti yang diajarkan islam tidak sesuai dengan tuntutan zaman. Kata-kata “kuno” ataupun “kampungan” kerap mereka gunakan sebagai sanggahan untuk menghindari dari pakaian ataupun hijab seperti yang diserukan oleh Islam. Padahal Islam tidak pernah melarang umatnya untuk mengikuti mode asalkan mode itu sendiri tidak terlepas dengan ajaran Islam.
Sebuah realita dan kenyataan tentang buah nangka yang terbelah sedang menjamur di negeri Islam (Aceh). Sungguh tidak etis sebuah provinsi yang dinobatkan darussalam berpenghuni muda-mudi perusak harapan agama dan bangsa. Mereka, khususnya kaum hawa dalam hal ini selaku penyebab datangnya lalat dan serangga. mereka memang menggunakan hijab. Tapi hijab, penutup atau pakaian yang sering dipakai adalah celana jeans ketat, kemeja gantung dan jilbab yang agak mini sehingga kalau tersibak angin, maka leher atau rambut akan jelas terlihat. Atau pakaian dan jilbab yang dikenakan sudah menutupi seluruh tubuh, tetapi masih menggambarkan bentuk tubuh dengan jelas. Pakaian model ini disebut-sebut sebagai hijab gaul atau hijab modis. Mungkin pemakai jilbab ini tidak paham mana batasan hijab yang sebenarnya atau bisa jadi ia tahu tapi tidak mau mengamalkannya dengan alasan tertentu.
Menurut Hujjatul Islam Salamian dalam blognya (http//salamian.com), hijab wanita memiliki dua aspek. Positif dan negatif. Yang dimaksud dengan aspek positif adalah kewajiban menutupi tubuh, sedang aspek negatif adalah keharaman menampakkan tubuh di hadapan non muhrim. Kedua aspek ini harus selalu terwujud secara bersama-sama sehingga apa yang disebut dengan hijab islami dapat terwujud. Mungkin saja aspek pertama telah terpenuhi tetapi aspek kedua tidak, maka dalam hal ini tidak dapat dikatakan bahwa hijab islami telah terwujud. Terkadang, kita menyaksikan wanita berhijab mengenakan pakaian sedemikian rupa yang memberikan keindahan khusus pada tubuhnya. Ketika pakaian itu menempel di tubuhnya maka keindahan tubuhnya semakin terlihat, malah seolah-olah ia tidak memakai pakaian sama sekali. Nauzubillahi min zalik.
Beberapa faktor yang menyebabkan kaum hawa meniggalkan hijab yang sesungguhnya diantaranya adalah ingin memamerkan diri atau mencari perhatian dari kaum lelaki, pengaruh dari budaya luar dan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya menggunakan hijab.
Rasa ingin diperhatikan ini biasanya timbul dari kalangan ABG. Mereka akan tampil semaksimal mungkin untuk merebut cintanya kaum adam (hukum alam). Kadang kala sadar atau tidak mereka telah melewati batas yang digariskan oleh islam. Mereka telah melangkahi sesuatu yang sebenarnya harus dipertahankan.
Pengaruh budaya luar pun menjadi penyebab mengapa banyaknya saudari-saudari kita di Aceh mendekati atau bahkan telah mendapat julukan buah nangka berserangga. Selama ini mereka mengganggap sesuatu yang terjadi di barat harus ditiru. Apabila tidak, mereka akan mendapat julukan kampungan, kuno, ketinggalan zaman dan sebagainya. Faktor inilah yang cepat ataupun lambat juga akan menghancurkan generasi islam selanjutnya.
Kurangnya pengetahuan tentang hijab juga menjadi faktor seorang wanita menjadi buah nangka berserangga atau tidak. Mereka tidak mengerti bagian mana saja yang harus di tutupi. Seperti yang dikatakan oleh Rahbar Mulia Revolusi, ”Banyak sekali wanita muslimah dan mutadayyin yang revolusioner, tetapi masalah hijab bagi mereka masih belum jelas. Meski mereka tetap memperhatikan batasan hijab tetapi sesungguhnya di dalam benak mereka, hijab masih merupakan suatu masalah yang membutuhkan jawaban…”. Namun, ketika mereka menggap hijab itu sebagai suatu masalah yang membutuhkan jawaban, sebahagian dari mereka tidak begitu tertarik untuk mengetahuinya. Mereka lebih senang di sebut buah nangka berserangga dari pada dijuluki kampungan, kuno dan sebagainya.
Itulah kaum hawa sekarang. Berbeda jauh dengan masa Rasullullah SAW. Padahal, dulunya wanita itu di pinggirkan. Mereka dianggap golongan yang paling rendah. Sehingga apabila mereka lahir ke dunia diharuskan membunuhnya. Tapi Rasullullah datang mengangkat kembali derajat wanita yang sempat terinjak-injak oleh penduduk jahiliyah waktu itu. Tapi, pernahkah Anda selaku kaum hawa khususnya bersyukur akan semua itu? Pernahkah Anda menjaga harkat dan martabat Anda yang kian hari kian memprihatinkan? Rentetan pertanyaan itu akan terus menghujam kita, khusunya saudari-saudari kita di tanah bertuah Nanggroe Aceh Darussalam ini.
Ketika fakor penyebab hancurnya moral dan akhlak muda-mudi khususnya kaum akhwat ini terus dipertahankan, maka akan menimbulkan efek negatif yang luar biasa, terutama bagi dimensi pribadi, sosial dan keluarga.
Bagi dimensi pribadi, akan terjadi kerusakan jiwa, penurunan akademis, terjadinya pelecehan seksual, berkurangnya nilai kewanitaan yang seharusnya dilindungi serta sebagai sarana terciptanya akhlak yang tercela.
Hilangnya hijab dalam kehidupan akan terjadinya kerusakan jiwa, karena yang namanya manusia tidak akan pernah merasa puas. Analoginya, seorang oknum pejabat yang kaya raya tetap akan mengumpulkan harta sebanyak mungkin, apakah itu melalui jalan halal ataupun haram. Begitu juga dengan pelaku maksiat yang meninggalkan hijabnya. Ketika mereka merasa kurang diperhatikan, maka mereka akan mengapresiasikan penampilannya melebihi sebelumnya. Hal ini akan terus berlanjut apabila tidak adanya sikap untuk menghentikannya.
Pengaruh lainnya dari sosok buah nangka berserangga adalah penurunan akademis. Percaya atau tidak, pikiran remaja sekarang terbagi menjadi dua. Pertama pelajaran di sekolah atau di kampus, dan yang kedua mode yang lagi nge-trend. Mereka takut ketinggalan informasi mengenai hal-hal terbaru dalam mode apabila terlalu serius dalam hal pendidikan. Inilah salah satu faktor mengapa pendidikan Indonesia berjalan begitu lambat dibandingkan Negara-negara lainnya.
Pelecehan seksual. Ini kerap terjadi dikalangan remaja. Banyak lalat dan serangga nakal yang menemukan mangsanya. Sebenarnya lalat ataupun serangga nakal ini tidak perlu repot-repot mencari mangsa. Karena mangsa itu sendiri yang menghampiri mereka. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh pemerintah Amerika, hampir tiap tahunnya terjadi 1.342 kasus pelecehan seksual. Dan ini terus bertambah dari waktu kewaktu. Apakah kasus seperti ini akan terjadi di tanah bertuah Nanggroe Aceh Darussalam ini? Jawabannya mungkin, apabila buah nangka berserangga terus kita pelihara. Dapat di prediksikan beberapa tahun mendatang kasus yang terjadi di Amerika akan melanda tanah darussalam ini apabila tidak segera diantisipasi.
Berkurangnya nilai moral terhadap buah nangka berserangga pasti akan terjadi. Sebuah pembuktian tentang catatan sejarah yang dituangkan seorang wanita bule yang berkebangsaan Australia yang ditahan beberapa waktu lalu karena terlibat kasus penyalahgunaan obat-obatan terlarang di Bali. Ketika itu wanita ini dijeruji besikan bersama tahanan lainnya. Sebuah kejadian naas terjadi. Perkosaan besar-besaran yang dilakukan oleh petugas/ sipir penjara menimpa seluruh tahanan wanita. Namun wanita tadi yang berprofesi sebagai model dan hobi mengenakan pakaian seksi selamat. Ternyata terdapat sebuah rahasia dibalik keselamatannya. Wanita non-muslim ini, menggunakan hijab yang nyaris sama dengan yang digunakan oleh orang-orang islam di timur tengah. Sehingga ia pun selamat dari peristiwa yang lagi-lagi melibatkan lalat dan serangga nakal.
Cerita tentang wanita tadi cukup untuk menjadi bukti akan kekuatan hijab sebenarnya. Rasullah pernah bersabda yang artinya “Siapa saja di antara wanita yang melepaskan pakaiannya di selain rumahnya, maka Allah Azza wa Jalla telah mengoyak perlindungan rumah itu dari padanya.” Hadits inilah telah membuktikan salah satu fungsi hijab yaitu sebagai pelindung untuk menjaga kesucian tiap pribadi kaum hawa. Oleh karena itu, apakah Anda masih ragu untuk mengamalkannya dalam kehidupan Anda?. Berapa banyak lagi fakta yang harus penulis paparkan demi mencapai sebuah perbaikan?
Seperti yang penulis ungkapkan sebelumnya, selain mempunyai pengaruh negatif terhadap dimensi pribadi, juga mempunyai efek negatif di pihak dimensi sosial dan keluarga. Penguruh jelek yang ditimbulkan oleh buah nangka berserangga di dimensi sosial diantaranya adalah menimbulkan pandangan tidak senonoh dari masyarakat sekitarnya, sehingga akan terjadi berbagai macam reaksi yang nantinya dapat memicu permasalahan baru. Misalnya, dengan kehadiran seorang wanita yang tidak sempurna menggunakan hijabnya, maka sebahagian kaum adam yang melihatnya dapat memicu nafsu dan syahwatnya. Kejadian yang tidak diharapkan pun terjadi disini. Layaknya, buah nangka yang di serbu oleh lalat dan serangga seperti analogi yang dipaparkan oleh Rabiah Adhawiyah tadi.
Selain itu dampak buruk lainnya yang timbul di dalam keluarga diantaranya adalah kurangnya minat untuk menikah. Mungkin diantara Anda berpikir, apa hubungannya menggunakan hijab dengan menikah? Sebenarnya kalau kita telusuri secara mendetil, sangat erat hubungan keduanya. Apabila seorang wanita yang gemar membungkus badanya, kenikmatan yang ada didalam dirinya telah lenyap. Dengan mudahnya dia dapat merasakan hubungan seksual tanpa harus menikah. faktor inilah yang nantinya akan menjadikan wanita tadi merasa tidak perlu lagi menikah. karena menurutnya sama saja menikah atau tidak. Tapi berbeda dengan kaum akhwat yang menjaga dirinya dengan hijab. Mereka akan mendapatkan kenikmatan yang luar biasa ketika nantinya mereka menikah. kenikmatan dalam berhubungan, kenikmatan membina rumah tangga dan sebagainya. Itulah perbedaan kaum akhwat yang pandai menjaga dirinya dengan kaum akhwat yang mendapat predikat buah nangka berserangga.
Sederetan catatan mengenai kerugian dari melepaskan hijab telah penulis paparkan. Apakah Ukhti rasa itu semua belum cukup untuk mengatakan hijab itu adalah pemberian Allah sebagai pelindung unuk menyongsong kebahagian dunia dan akhirat nanti? Bagi Ukhti yang menyadari akan kesalahan masa lalu, mulai sekarang bangkitlah dengan hijab dan semangat baru untuk menjemput karunia Allah yang telah lama tersimpan didalam lemari hati. Bukalah pikiran dan hati Ukhti dengan mengawalinya membaca basmallah dan menggunakan hijab sebagai kuncinya. Karena refleksi tujuh tahun syariat Islam di Aceh tidak akan ada artinya apabila tidak diiringi sebuah perubahan dari penduduknya.
Untuk langkah awal dalam rangka menimbun kebali dosa-dosa masa lalu, penulis mempunyai beberapa langkah selaku pencegahan yang harus dipahami dan disikapi oleh saudari-saudari di Aceh khususnya. Diantaranya adalah menerapkan metode pengetahuan tentang hijab itu sendiri dan metode berprilaku yang benar menurut ajaran Islam. Maksudnya, bagi orang tua hendaklah mulai mengenalkan hijab kepada anaknya sejak usia dini, karena dari usia dinilah karakter sianak mulai terbentuk. Dengan demikian ketika beranjak dewasa sianak akan tetap terjaga dalam lingkungan islami.
Selanjutnya memberikan pandangan yang benar. Maksudnya kaum akhwat harus benar-benar menyadari bahwa Islam telah memberikan hijab sebagai pelindungnya, dengan demikian kita harus mampu menggunakan pelindung itu sebaik-baik mungkin. Kita harus tau bagaimana cara menggunakannya, batas-batasanya, dan kapan pelindung itu bisa di lepas atau tidak. Dalam artian, kita harus benar-benar mempunyai ilmu yang mantap mengenai tatacara menggunakan hijab yang baik dan benar sesuai yang diharapkan Islam.
Langkah selanjutnya adalah memperkuat iman. Dengan memiliki iman yang mantap kita sudah mempunyai rasa tanggung jawab, minimal untuk diri sendiri. Dengan demikian kita sudah mempunyai basic sebagai penjaga dalam bertindak apapun, termasuk dalam hal mengingatkan kita untuk menggunakan hijab.
Untuk menerapkan metode perilaku diantaranya adalah kita harus menyadari sepenuhnya, bahwa hijab itu adalah sebuah kewajiban bagi kita orang yang beragama Islam. Jika kita merasa selama ini hidup dibawah aturan Islam, maka jadikanlah hijab itu sebagai aturan pokok sebelum mengaku diri kita Islam. Karena tanpa hijab Allah juga tidak akan meridhai setiap langkah ataupun gerakan yang kita lakukan didunia ini.
Islam itu akan indah seandainya kita mau mengikuti aturan-aturannya. Namun, keindahan itu akan musnah apabila manusia yang mengakui umatnya mulai meninggalkan hijabnya. Karena hijab itu adalah hal yang paling penting dalam Islam. Tidak sah shalat seorang hamba apabila dia tidak menutup tubuhnya dengan benar walaupun shalatnya sangat khusyuk.
Aceh yang selama ini disebut sebagai daerah darussalam (rumah keselamatan) dan juga sebagai satu-satunya daerah yang menerapkan hukum-hukum Islam berpotensi untuk memudarkan keindahan Islam. Fakta dan realita tentang buah nangka berserangga terus bertebaran. Baik dimedia cetak, eloktronik maupun kenyataan secara langsung yang kita amati. Masih banyak saudari-saudari kita dikalangan remaja yang meninggalkan aturan Islam, tentang hijab khususnya. Oleh karena itu timbul lagi pertanyaan yang lagi-lagi menerjang saudari kita di Aceh. Ukhti, Kau kemanakan hijabmu? Wassalam.(MR)

Authorized By:
Muslim Ramli
SMAN Modal Bangsa
0852 7719 4064


Tidak ada komentar: